Ternyata Rumah Berantakan Bisa Berdampak Buruk Loh


Memiliki rumah yang berantakan tidak hanya merusak pemandangan, tetapi juga dapat merusak kesehatan mental Anda. Bahkan jika Anda membayangkannya, itu menyedot energi Anda dan mengacaukan segalanya.

Disinilah pentingnya clearing atau mencari tahu mana barang yang dibutuhkan dan mana yang tidak. Ketika seseorang pandai merapikan, sudut-sudut rumah tidak akan lagi dipenuhi dengan barang-barang yang belum pernah disentuh. Hidup juga terasa lebih ringan karena emosi tidak lagi melekat pada terlalu banyak hal.

Dampak buruk rumah berantakan

Idealnya, rumah adalah tempat untuk pulang dan beristirahat setelah hari yang melelahkan. Atau tempat untuk memenuhi keinginan para pendatang. Namun jika kondisi rumah berantakan, apalagi membuat Anda merasa nyaman. Sebaliknya, yang muncul adalah kebalikannya.

Rumah yang berantakan dalam hal ini bukan berarti Anda harus memiliki interior dengan tone warna atau gaya minimalis yang sama. Baru. Rumah yang rapi berarti segala sesuatu ada pada tempatnya.

Selain itu, barang-barang yang ada juga memiliki fungsi. Bukan sekedar rebahan atau di pojok rumah meski belum pernah dipakai. Secara teknis, rumah yang tidak teratur juga membuat sulit untuk menemukan apa pun. Itu pasti memakan waktu lebih lama daripada ketika semuanya ada di tempatnya. Waktu yang terbuang sia-sia ini pada akhirnya akan membuang waktu untuk hal-hal penting, bahkan untuk mengurus diri sendiri.

Rumah yang berantakan memberikan energi negatif

Benda-benda ini akan menuntut tanggung jawab, apakah mereka dibersihkan, digunakan atau dihapus. Semua energi ini menyebabkan seseorang secara tidak sadar merasa kewalahan.

Tak hanya itu, tumpukan barang juga bisa berdampak pada kehidupan sosial seseorang. Misalnya, merasa malu jika ada teman atau saudara yang berkunjung ke rumah Anda.

Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan perasaan kesepian. Kehidupan sosial bisa terganggu. Bahkan jika Anda sedang dalam suasana hati yang berantakan dan mudah kesal karena rumah tidak berantakan, rasanya berkomunikasi dengan orang baik bisa menjadi berantakan.

Memicu gangguan penimbunan

Orang yang tinggal dengan rumah yang berantakan atau tumpukan barang mungkin memiliki obsesi terhadap penimbunan. Ini adalah obsesi untuk terus-menerus menyimpan dan menambahkan objek. Pada akhirnya, seseorang dengan gangguan pengumpulan akan merasa malu atau kesepian. Ketika orang lain datang ke rumah, ada kecurigaan tentang apa komentar atau tindakan mereka. Kondisi ini dapat menimbulkan rasa terisolasi dan harga diri yang rendah.

Lebih parah lagi, ketidaknyamanan akibat kebiasaan membongkar rumah juga menimbulkan masalah di aspek lain. Contohnya termasuk hubungan romantis, tanggung jawab profesional, dan peran sebagai makhluk sosial.

Juga, jangan lupakan kemungkinan mengalami kondisi keuangan yang kacau balau. Kesehatan keuangan bukanlah prioritas. Ini berarti Anda lebih mungkin mengalami kesulitan keuangan karena Anda terus-menerus membeli barang baru bahkan jika Anda sudah memilikinya atau membelanjakan uang untuk hal-hal lain yang tidak terlalu penting.